MENELITI CITRA SATELIT BERSAMA HIMAWARI 8

Himawari 8 adalah satelit penginderaan cuaca buatan Jepang yang diluncurkan pada 7 oktober 2014 dan beroperasi penuh pada 7 juli 2015. Diproduksi oleh MITSUBISHI ELECTRIC dan dengan bantuan BOEING, Himawari menjadi satelit yang efektif dan berguna dalam penelitian guna untuk mengetahui dan mendapatkan data terkait cuaca, iklim, dan beberapa parameter lain seperti kualitas udara, kelembaban, curah hujan, bahkan hingga potensi terjadinya kebakaran.

Gambar 2. Identifikasi Himawari 8 dalam tabel
(Sumber : https://space.skyrocket.de/doc_sdat/himawari-8.htm)
Gambar 3. Citra Satelit Himawari 8
(Sumber : https://himawari8.nict.go.jp/)

Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) telah bekerja sama dengan Mitsubishi Electric untuk mendapatkan akses dari Himawari 8 dalam pengawasan dan penelitian. Prediksi dan antisipasi dalam pengamatan cuaca memiliki peran yang sangat penting terutama di Indonesia yang daerahnya berada pada Khatulistiwa dan memiliki iklim dan cuaca yang kurang menentu dengan curah hujan yang tinggi membuat Himawari 8 sebagai pengawas yang dibutuhkan semua orang.

Ada beberapa visual yang menjadi parameter penelitian dari Satelit Himawari 8. Antara lain: suhu dan radiasi, penguapan air, potensi curah hujan, pergerakan awan, vektor angin, hingga persebaran asap akibat kebakaran maupun abu vulkanik.

Infra Merah

Gambar 4. Visual infra merah
(Sumber :  dataweb.bmkg.go.id)

Satelit Himawari yang menunjukan suhu awan yang didasarkan dari radiasi pada panjang gelombang 10,4 mikrometer. Warna diklasifikasikan untuk menentukan ukuran seberapa besar suhunya, dimana semakin berwarna biru ke hitam makan indikasi langit tidak memiliki awan atau cerah. Semakin ke arah merah menunjukan potensi terbentuknya awan Cumulonimbus.

Penguapan Air

Gambar 5. Visual penguapan air
(Sumber : dataweb.bmkg.go.id)

Himawari 8 menampilkan kondisi kelembaban atmosfer yang di dapat dari radiasi infra merah pada panjang gelombang 6,2 mikrometer. Wilayah berwarna coklat mengindikasi kering dan biru untuk kondisi basah.

Potensi Curah Hujan

Gambar 6. Visual curah hujan Himawari 8
(Sumber : dataweb.bmkg.go.id)

Himawari mengestimasi potensi curah hujan yang dikategorikan dengan ringan, sedang, dan lebat menggunakan hubungan suhu puncak awan dengan curah hujan.

Vektor Angin

Gambar 7. Visual Vektor Angin Himawari 8
(Sumber : dataweb.bmkg.go.id)

Overlay pada Himawari 8 pada panjang gelombang 10,4 mikrometer menyajikan data berupa vektor angin lapisan 850mb dari data model GSM dengan satuan m/s untuk kecepatan angin.

Citra Asap

Gambar 8. Visual citra Himawari terhadap penyebaran asap di atmosfer
(Sumber : dataweb.bmkg.go.id)

Himawari 8 menampilkan hasil analisis sebaran asap berdasarkan metode RGB yang di overlay dari arah dan kecepatan angin dengan lapisan 1000 mb, Wilayah sebaran asap di tandai dengan poligon berwarna merah. Untuk sebaran abu vulkanik Himawari menunjukan dengan hasil analisis berupa warna merah dengan poligon berwarna kuning.

Jadi gimana? Kami harap para pembaca mengerti dan memahami tentang satelit buatan jepang yang satu ini. Jangan lupa buat check konten kita yang lain, dan tetap semangat untuk menjalani hari ini.

Referensi :

  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Himawari_8#Launch
  2. https://www.bmkg.go.id/satelit/
  3. https://himawari8.nict.go.jp/
  4. https://www.bmkg.go.id/satelit/satelit.bmkg?Sat=0&id=0
  5. https://www.bmkg.go.id/satelit/satelit.bmkg?Sat=2&id=0
  6. https://www.bmkg.go.id/satelit/satelit.bmkg?Sat=3&id=0
  7. https://www.bmkg.go.id/satelit/satelit.bmkg?Sat=15&id=0

Laboratorium Nanosatellite

Author : Irvan Husni Saugi

22 – 02 – 2020

#SalamMengangkasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *