Halo sobat mengangkasa, pada tau ngga sih ada satelit yang bisa mendeteksi iklim. Ternyata ada loh, nama satelitnya adalah NOAA(National Oceanic and Atmospheric Administration). Bukan hanya untuk mendeteksi iklim, NOAA juga dapat mendeteksi luas kebakaran hutan, mendeteksi adanya ikan di laut dan mendeteksi tinggi gelombang laut untuk tsunami
Tidak menunggu lama, mari kita berkenalan dengan Satelit NOAA !
Satelit NOAA merupakan satelit meteorologi seri ke-3 milik Amerika. Sebelumnya, Satelit Seri-1 (TIROS, Television and Infrared Observation Satellite) dan Satelit Seri-2 (IOS, Infrared Observation Satellite ). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, dan mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam
NOAA merupakan satelit yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan fisik lautan/samudera dan atmosfer. Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4. DCS (Data Collection System),
5. SEM (Space Environment Monitor),
6. SARSAT (Search And Rescue Satellite System).
Diantara 6 (enam) sensor utama di atas, sensor yang relevan untuk pemantauan bumi adalah sensor AVHRR dengan kemampuan memantau lima saluran yang dimulai dari saluran tampak (visible band) sampai dengan saluran inframerah jauh (far infrared band). Data AVHRR dari Satelit NOAA dapat digunakan untuk menganalisis berbagai parameter yang berkaitan dengan bidang hidrologi, oseanografi, hingga meteorologi.
Gambar 1. Water Vapor Imagery
Kita bisa memanfaatkan satelit NOAA untuk mendeteksi luas kebakaran hutan, mendeteksi adanya ikan di laut,mendeteksi uap air, mendeteksi tinggi gelombang laut untuk tsunami, dan terutama bisa mendeteksi iklim. Diperlukan perangkatnya seperti radio yang menerima informasi dari satelit, salah satunya adalah radio cuaca. Radio cuaca terdiri atas rangkaian radio penerima, perangkat lunak untuk translasi data cuaca dari satelit menjadi data cuaca yang mudah dibaca oleh pengguna (nelayan) disimpan dalam EPROM yang dapat diintegrasikan pada radio cuaca. Radio cuaca yang diusulkan juga memiliki sistem deteksi penerimaan data satelit cuaca NOAA melalui program aplikasi pewaktu (timer) yang dapat mengaktifkan radio cuaca sekitar 5 menit sebelum waktu satelit NOAA melintasi Indonesia. Karena perangkat lunak/aplikasi disimpan dalam EPROM maka tidak diperlukan komputer untuk mengoperasikan radio cuaca. Kita bisa melihat perubahan-perubahan yang setiap beberapa menit di update gambarnya.
Gambar 2. Fire Hotspot
Tidak hanya itu, penggunaannya dapat pula diaplikasikan untuk monitoring vegetasi hingga kebakaran hutan, dan untuk ekstraksi berbagai data. Kita bisa memasukkan koordinat satelit itu untuk mengambil suatu gambar di koordinat di bumi. Hal ini memungkinkan mengingat karakteristik Data AVHRR yang dihasilkan dari 5 saluran dengan panjang tertentu dan area sapuannya yang cukup luas (2.590 km). Misalnya yang saat ini sedang kebakaran hutan di Kalimantan, kita masukkan koordinatnya nanti dia akan mengambil gambar peta daerah Kalimantan setiap periode tertentu.
Pemanfaatan satelit NOAA di indonesia sangat lah efektif mengingat karakteristik Indonesia sebagai negara yang memiliki perairan luas. pengaplikasian sensor AVHRR ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi sumber daya laut yang ada di Indonesia seperti menentukan lokasi potensial penangkapan ikan. Pemanfaatan satelit NOAA bermacam-macam, untuk melihat gambar kota manapun di dunia, melihat gambar hutan, dan lain-lain.
Semoga informasi ini dapat berguna untuk kalian semua, Terimakasih.
Rezfan H.S Atmadja
S1 Teknik Telekomunikasi 2018
#SalamMengangkasa
Referensi :
www.goes.noaa.gov/ceus/conus-wv.html
pgsp.big.go.id/satelit-noaa/
medium.com/codelabs-unikom/mengenal-satelit-noaa-7c159c092e78