Halo sobat mengangkasa, pada penasaran ga sih kalian sama kehidupan sehari – hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional? Pasti pernah kan, dan kalo kalian tau itu berlangsung sangat cepat, dimana Stasiun Luar Angkasa Internasional meluncur dengan kecepatan sekitar 27.000 km/jam dengan jarak 480 km di atas permukaan bumi. Kebayang kan gimana cepetnya. Para astronot sendiri dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam 16 kali dalam sehari sambil melayang – layang. Jadi perbandingan dapat melihat matahari terbit dan terbenam dalam sehari di bumi dengan sehari di Stasiun Luar Angkasa Internasional yaitu 1 : 16. Kira – kira astronot makin cepet tua gak ya setelah pulang ke bumi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional?
Nah untuk menjawab rasa penasaran kalian, NASA membuat riset dimana tujuan dari riset tersebut untuk melihat perbandingan kehidupan manusia setelah satu tahun berada diluar angkasa dan satu tahun berada dibumi. Sebagai objeknya NASA memilih antronot kembar yang bernama Scott dan Mark Kelly. Pemilihan astronot kembar tersebut bukan tanpa alasan. NASA memlih astronot kembar Scott dan Mark Kelly karena kedua astronot tersebut merupakan kembar identik dan merupakan individu yang serupa di sisi pengasuhan (lingkungan) kehidupannya. Hal ini dapat memudah kan dalam melakukan riset perbandingan kehidupan di bumi dan di luar angkasa.
Ada banyak penelitian yang termasuk dalam Riset Twins ini mulai dari perbedaan genetik, perbedaan imunitas dan masih banyak lagi riset yang dilakukan, akan tetapi salah satu yang berhubungan dengan penuan yaitu penelitian mengenai Telomer . Apasih telomer itu? Jadi telomer merupakan ujung setiap untai DNA (juga dikenal sebagai asam deoksiribonukleat; asam nukleat dalam kromosom sel, yang mengandung instruksi genetik berkode sel) memiliki ciri khusus yang disebut telomer. Telomer melindungi kromosom kita. Panjang telomer cenderung semakin pendek seiring bertambahnya usia; namun, faktor gaya hidup, tekanan dan paparan lingkungan juga dapat mempengaruhi kecepatan terjadinya pemendekan ini.
Gambar 1. Telomer
Pada awal riset, sampel darah diambil dari tubuh astronot Scott dan Mark Kelly untuk dilakukan perbandingan panjang telomer setelah satu tahun diangkasa dan satu tahun dibumi kedepannya. Scott dan Mark Kelly memiliki Panjang telomer yang relatif sama dan konsisten selama dibumi pada awal pengambilan sampel. Setelah riset ini dimulai, Mark yang berada dibumi memiliki panjang telomer yang relatif stabil selama penelitian. Berbeda dengan Scott yang melakukan riset di luar angkasa. Telomer scott jauh lebih panjang di setiap waktu dan sampel yang diuji selama penerbangan luar angkasa.
Akan tetapi keadaan berubah ketika Scott kembali lagi ke bumi, panjang telomer Scott justru memendek dengan cepat, kemudian stabil selama beberapa bulan berikutnya dan mendekati rata – rata sebelum penerbangan. Namun, dari sudut pandang penuaan dan resiko penyakit, Scott memiliki telomer lebih pendek dari Mark setelah penerbangan luar angkasa dari pada sebelumnya.Sehingga, Scot terlihat sedikit lebih tua. Walaupun efek jangka panjang masih dalam penilitian, tapi Riset Twins ini sebagai lagkah penting dalam perjalanan manusia ke bulan ,mars dan seterusnya.
Giyan Sukma Pratama
S1 Teknik Telekomunikasi 2018
#SalamMengangkasa
Referensi:
https://www.nasa.gov/feature/nasa-s-twins-study-results-published-in-science
https://www.nasa.gov/mission_pages/station/research/experiments/explorer/Investigation.html?#id=1835