Perlukah kita khawatir soal Space Debris?

Kajian terhadap data statistik, klasifikasi, hingga penyebab terciptanya sampah luar angkasa.

Haruskah kita khawatir tentang Space Debris?

https://www.sdo.esoc.esa.int/environment_report/figures/all_evo_type_count.png

Menurut data statistik yang disediakan oleh ESA terhadap perkembangan space activities pada 60 tahun terakhir menunjukan bahwa terdapat lebih dari 5000 penerbangan dari 40000 objek di orbit, dan lebih dari 10000 object tersebut adalah sampah luar angkasa yang di dalamnya di klasifikasikan sebagai payload debris dan rocket debris.

Definisi

Dari data statistik di atas, kita bisa menyadari bahwa jumlah sampah luar angkasa ini sangat banyak. Tapi, alangkah baiknya kita mengenali lagi apa sih sampah luar angkasa atau yang biasa disebut space debris ini. Space debris merupakan salah satu sumber masalah yang merusak lingkungan antariksa dari orbit LEO hingga GEO dimana satellite device beroperasi untuk membantu komunikasi dan kegunaan lainnya.

Sama seperti sampah di bumi sampah luar angkasa ini adalah benda yang memiliki fungsi namun sudah tidak dapat digunakan kembali bedanya jika dibumi sampah – sampah tersebut mudah dijangkau dan dapat dikelola oleh manusia, sedangkan akan sangat sulit untuk membersihkan sampah yang ada di luar angkasa dan sudah terlanjur sangat banyak.

Sebab akibat

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Sputnik_asm.jpg/300px-Sputnik_asm.jpg

Pada 4 oktober 1957 dibuatlah untuk yang pertama kali satelit sputnik dari uni soviet yang memulai space race pada puncak perang dingin, berfungsi untuk mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi sinyal radio pada lapisan ionosphere.

Dari sini manusia berlomba – lomba untuk mengembangkan riset satellite yang hingga sekarang berdampak pada kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi dari keperluan komunikasi, prediksi cuaca, ilmu pengetahuan antariksa hingga keperluan militer. 

https://img-k.okeinfo.net/content/2010/06/25/54/346636/S7mRfS9jie.jpg

Satelit memiliki rentang waktu yang cukup sebentar untuk melakukan tugasnya di orbit. “Permasalahan besar yang terjadi ketika satelit harus diganti adalah karena energi dan desain satelit. Kebanyakan satelit didesain untuk bisa bertahan dalam kurun 12 hingga 15 tahun, baik mengenai ketersediaan bahan bakar maupun untuk bertahan menghadapi kondisi cuaca di orbit,” ujar Philip Balaam seorang Direktur penjualan dan Pemasaran Regional Arianespace Philip Balaam.

Hal tersebut yang mengakibatkan banyaknya bangkai satelit tetap mengorbit tanpa tujuan dan melakukan tabrakan bahkan tidak sedikit satelit hancur dan bagian – bagiannya tersebar dan akibatnya dapat melukai satelit yang lain. Untuk catatan bahwa lebih dari 500.000 sampah luar angkasa berukuran 1cm – 10cm mengorbit dengan kecepatan hingga 7 km/s, cukup cepat untuk merusak satelit atau spacecraft.

Dan dari kerusakan – kerusakan tersebut dapat berakibat fatal terhadap komunikasi dan keperluan lain terhadap seluruh manusia di bumi, dari terhambatnya sistem komunikasi hingga terganggunya keperluan komersial dan transportasi umum seperti penerbangan pesawat.

Solusi

Dari semua pernyataan tersebut kita diajak berfikir untuk mencari solusi untuk mengatasi problematika sampah luar angkasa agar mengurangi dampak yang dapat terjadi.

Pada 2007 Majelis Umum PBB melalui resolusi No. 62/217 menetapkan Pedoman PBB tentang Mitigasi Sampah Antariksa (UN Space Debris Mitigation Guidelines), yang didalamnya terdapat petunjuk untuk dijadikan pertimbangan dalam peluncuran satelit ke orbit agar dapat beroperasi dengan baik namun sedikit menyisakan sampah luar angkasa.

Berikut hal penting yang disebutkan dalam pedomannya, antara lain :

Guideline 1: Limit debris released during normal operations

Guideline 2: Minimize the potential for break-ups during operational phases

Guideline 3: Limit the probability of accidental collision in orbit

Guideline 4: Avoid intentional destruction and other harmful activities

Guideline 5: Minimize potential for post-mission break-ups resulting from stored energy

Guideline 6: Limit the long-term presence of spacecraft and launch vehicle orbital stages in the low-Earth orbit (LEO) region after the end of their mission

Guideline 7: Limit the long-term interference of spacecraft and launch vehicle orbital stages with the geosynchronous Earth orbit (GEO) region after the end of their mission

Solusi lain adalah berupa program deorbit space debris.

https://s3.eu-central-1.amazonaws.com/euobs-media/35fbcc4f0435471064ac373d3e654ed9.jpg

European Space Agency (ESA) menggunakan sistem robotic arms and nets untuk menangkap Envisat pada 2012. Tujuannya adalah untuk mempelajari sinergi antara misi dan satellite servicing vehicles.

“What we are implementing at the moment is a study to find out whether we should modify the mission design to make the vehicle more flexible and able to perform a variety of servicing missions including removing objects from orbit,” ujar Luisa Innocenti, kepala ESA Clean Space Office.

Dengan menggunakan konsep tangan robot dan jaring, ESA dapat membuang satelit yang ditangkap dan melemparkan object ke atmosfer bumi untuk hancur dengan sendirinya.

Berbagai macam konsep lain adalah dengan membuang space junk keluar orbit jika sampah luar angkasa tersebut diperkirakan tidak dapat hancur ke orbit bumi yang nantinya akan mengakibatkan bencana terhadap permukaan bumi, juga dapat menggunakan sinar laser yang cukup kuat untuk menghancurkan space debris menjadi serpihan kecil yang tidak berdampak terlalu besar untuk mengakibatkan kerusakan pada satelit diluar angkasa.

Kesimpulan

Apakah kita harus khawatir terhadap permasalahan Space debris? Jawabannya tentu saja, karena sampah antariksa dapat menyebabkan banyak kerusakan yang berakibat fatal terhadap komunikasi satelit dan mengganggu aktivitas sehari hari manusia. Maka kita sebagai manusia bisa mulai dengan melakukan riset yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan – permasalahan luar angkasa khususnya Space Debris untuk perkembangan satelit beberapa tahun kedepan.

Semoga bermanfaat.

Sumber :

https://www.spacemic.net/pdf/mic4/finalist/08.StoilIvanov_abst.pdf

http://www.unoosa.org/pdf/publications/st_space_49E.pdf

https://www.researchgate.net/publication/262686523_Assessment_Study_of_Small_Size_Space_Debris_Removal_by_Orbit-Stationed_Laser_Satellites

http://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_ansis/article/view/1778

https://m.esa.int/Safety_Security/Space_Debris/About_space_debris

https://www.esa.int/Safety_Security/Space_Debris/About_space_debris

https://id.wikipedia.org/wiki/Satelit

https://techno.okezone.com/read/2010/06/25/54/346636/arianespace-daya-tahan-satelit-12-hingga-15-tahun

https://www.nasa.gov/mission_pages/station/news/orbital_debris.html

https://spacenews.com/esa-to-investigate-links-between-debris-removal-and-satellite-servicing/

https://medium.com/our-space/space-junk-space-lasers-c4e93b4f0fa2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *