Halo Sobat Mengangkasa!
Keberadaan matahari ternyata mempunyai peran yang penting bagi keberlangsungan hidup alam semesta loh! Matahari merupakan pusat energi dalam tata surya, dimana bumi dan benda–benda langit lainnya akan bergerak mengelilingi matahari secara simultan.
Hayo siapa nih Sobat Mengangkasa yang pernah mengeluh karena terik dan panasnya matahari? Pernahkah kalian berpikir apa yang akan terjadi jika matahari mati? Apakah bumi dapat bertahan tanpa matahari? Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Berdasarkan usia benda-benda lain yang berada di tata surya yang terbentuk dengan perkiraan waktu yang sama, matahari berusia 4, 6 miliar tahun. Para astronom memprediksi bahwa matahari akan mati 10 miliar tahun lagi. Dalam jangka waktu tersebut matahari akan mengalami perubahan. Diperkirakan dalam waktu 5 miliar tahun lagi, matahari akan berubah menjadi raksasa merah. Inti menyusut dan lapisan luar meluas hingga orbit mars yang menyebabkan tertelannya bumi. Namun, dengan catatan masih ada kehidupan di bumi. Berdasarkan prediksi, kehidupan di bumi tersisa 1 miliar tahun lagi kecuali, kita menemukan jalan keluar dari adanya permasalahan mengenai peningkatan kecerahan matahari yang meningkat 10% setiap miliar tahun.
Berdasarkan penelitian tahun 2018, menggunakan pemodelan komputer memperkirakan matahari akan menyusut menjadi katai putih dan menjadi planet nebula. Planet nebula merupakan gelembung gas dan debu bercahaya.
“Ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu yang dikenal sebagai selubung ke luar angkasa. Selubung itu bisa mencapai setengah massa bintang. Ini mengungkapkan inti bintang, yang pada titik ini kehidupan bintang sedang berjalan, kehabisan bahan bakar, menjadi padam dan sebelum akhirnya mati,” jelas penulis makalah dan astrofisikawan dari University of Manchester, Albert Zijlstra yang dikutip dari Science Alert, Minggu (5/9/2021).
“Baru pada saat itulah inti panas membuat selubung yang dikeluarkan bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun, periode singkat dalam astronomi. Inilah yang membuat nebula planet terlihat. Beberapa sangat terang sehingga dapat dilihat dari jarak yang sangat jauh berukuran puluhan jutaan tahun cahaya, di mana bintang itu sendiri akan terlalu redup untuk dilihat.”
Dengan demikian, peneliti membuat prediksi siklus kehidupan sejumlah jenis bintang menggunakan model data. Sedangkan untuk mengetahui kecerahan pada Nebula yaitu dengan mengaitkan dengan massa bintang yang berbeda.Lantas bagaimana prediksi para astronom jika matahari mengalami kematian?
Para astronom memprediksi hal-hal yang akan terjadi jika matahari mengalami kematian, antara lain:
1. Katastrofi tidak diketahui manusia setelah 8, 5 menit kemudian.
Dijelaskan bahwa manusia baru menyadari akan matinya matahari 8, 5 menit kemudian. Berdasarkan teori relativitas Einstein, gaya gravitasi tidak akan terjadi secara seketika, tetapi akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan cahaya. Jadi, cahaya tidak langsung tercipta karena bergerak dengan kecepatan 671 mil per jam dan membutuhkan waktu 8, 5 menit untuk mencapai bumi.
2. Gravitasi hilang! Bumi keluar dari orbit.
Matahari akan berputar sesuai dengan orbitnya dengan kecepatan 67.000 mil per jam. Apabila matahari mati, kecepatan bumi tetap sama akan tetapi, tarikan gravitasi akan menghilang. Hal ini menyebabkan bumi melayang ke luar angkasa dalam garis lurus dan bergerak menjauhi matahari.
3. Tabrakan antara Bumi dan seluruh planet.
Apabila matahari mati, seluruh jajaran tata surya akan saling bertabrakan satu sama lain dengan kecepatan tinggi yang menyebabkan semua sistem di tata surya mengalami kekacauan. Hal ini disebabkan massa matahari yang berfungsi untuk menjaga agar semua planet tetap bergerak di orbitnya sudah tidak lagi bekerja. Jika bumi selamat dari tabrakan antar planet, asteroid, maupun komet, bumi membutuhkan 43.000 tahun atau 4,3 tahun cahaya untuk dapat mendekati bintang terdekat alpha centauri.
4. Suhu di bumi semakin dingin! Bumi membeku.
Matahari berperan dalam mengatur suhu bumi. Pada siang hari, suhu di bumi lebih hangat karena terpapar oleh cahaya matahari secara langsung. Sedangkan, pada malam hari, suhu di bumi lebih dingin karena posisi bumi membelakangi matahari. Para ilmuwan memprediksi bahwa suhu permukaan bumi akan turun hingga 0 derajat Fahrenheit dalam waktu seminggu. Sedangkan dalam waktu setahun, suhu akan turun hingga -100 derajat Fahrenheit. Namun, hal ini tidak akan terjadi pada perairan di bawah tanah yang masih tetap bisa dalam kondisi cair dalam ratusan ribu tahun. Pada suhu -400 derajat Fahrenheit, bumi akan membeku seluruhnya dan atmosfer bumi akan runtuh.
5. Ketersediaan oksigen berkurang.
Suhu di bumi yang semakin dingin menyebabkan ketersediaan oksigen berkurang dan lenyapnya oksigen. Hal ini menyebabkan manusia berhenti bernafas.
6. Tidak ada siang dan malam.
Bumi tidak mengalami kegelapan secara total karena bintang – bintang tetap akan bersinar dan seluruh planet pada tata surya masih dapat terlihat namun, hal tersebut hanya sementara. Pada akhirnya, kondisi bumi akan gelap selamanya, tidak ada pergantian siang dan malam. Matinya matahari menyebabkan bulan tidak dapat terlihat dari bumi karena bulan tidak bisa memantulkan cahaya dari Matahari.
7. Rantai makanan terputus.
Matahari yang mati menyebabkan tumbuhan tidak dapat berfotosintesis karena tidak mendapatkan cahaya matahari. Dengan adanya kondisi ini, tumbuhan akan layu dan mati secara perlahan. Matinya tumbuhan menyebabkan kepunahan hewan karena tidak mendapatkan asupan makanan. Hewan yang akan mengalami kepunahan pertama adalah golongan hewan herbivora. Apabila hewan herbivora punah maka, golongan karnivora dan omnivora pun akan punah.
Nah, setelah membaca penjelasan di atas, Sobat Mengangkasa tahu kan bahwa sepenting itu keberadaan matahari bagi kehidupan alam semesta. Tanpa matahari, bukan hanya bumi saja yang tidak dapat bertahan melainkan, seluruh tatanan dalam tata surya akan mengalami kekacauan karena tidak dapat menjalankan peran sebagaimana mestinya.
Mengerikan bukan Sobat?
Akan tetapi, selama matahari masih hidup dan dapat menjalankan fungsinya, kita masih dapat merasakan ketenangan hidup di bumi. Well, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan evaluasi diri untuk selalu bersyukur. Sehat selalu Sobat Mengangkasa! Stay tuned for the next article!
Author:
Shafira Amkha Zahra
S1 Teknik Telekomunikasi 2019
Referensi:
- https://www.sciencealert.com/scientists-figured-out-how-and-when-our-sun-will-die-and-it-s-going-to-be-epic
- https://www.sciencetimes.com/articles/33257/20210905/sun-death-scientists-predict-when-s-going-happen-what-will.htm
- https://astronomy.com/magazine/ask-astro/2021/04/ask-astro-what-will-happen-to-earth-when-the-sun-dies
- https://nationalgeographic.grid.id/read/132880870/epik-ilmuwan-jelaskan-bagaimana-dan-kapan-matahari-akan-mati?page=all
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211012065809-37-283141/sisa-umur-matahari-sudah-bisa-dihitung-warga-bumi-bersiap
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210928070318-37-279627/matahari-bakal-mati-apa-yang-terjadi-pada-bumi-dan-manusia
- https://www.bicara.co.id/novianti/10-hal-yang-terjadi-di-bumi-jika-matahari-padam/
- https://www.bicara.co.id/khansanabilah/apa-jadinya-jika-matahari-tidak-ada/